Manusia memiliki kendali penuh atas dirinya baik dalam menentukan pilihan, niat, perbuatan maupun tujuan yang berhubungan dengan akal-budi untuk hal-hal yang baik maupun yang jahat, artinya manusia tidak dikendalikan secara otomatis seperti sebuah sistem program energi, Sang Ilahi memberikan hak penentuan sikap sepenuhnya.
Sang Ilahi memberikan/mengabulkan apa yang kita minta dalam arti bukan secara langsung, tetapi melalui proses kehidupan manusia itu sendiri, jika manusia meminta diberikan kekuatan maka kekuatan itu diberikan sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri, ntah bagaimana manusia akan memanfaatkannya Sang Ilahi tidak akan mengekang manusia. Semua tetap manusia itu sendiri yang menentukan sikapnya, tetap setia atau malah menjadi Tuhan bagi diri sendiri, Sang Ilahi tidak akan mengendalikannya.
Kesimpulannya, manusia memiliki integritas penuh terhadap penentuan sikap terhadap Sang Ilahi, tentu masing-masing sesuai dengan kapasitasnya sendiri-sendiri. Saya ibaratkan, disaat saya rajin beribadah dan berbuat baik, saya mampu mengangkat besi seberat 70 Kg, lalu kemudian hari saya sudah tak ada niat beribadah dan perbuatan sayapun sudah hanya merugikan, menyakiti orang lain, tetapi saya tetap memiliki kekuatan untuk mengangkat besi 70 Kg, saya hanya tidak mampu mengangkat beban 70 Kg lagi, jika saya sudah sakit-sakitan dan tua karena bertambahnya usia. Sang Illahi tidak akan mengambil apa yang sudah kita miliki( dalam kontek pengetahuan, tenaga, kekuatan or energi), serta anugerah, Ia akan menambah sesuai permintaan kita tentu sesuai prosesnya, misalnya jika rajin membaca tentu bertambah luas pengetahuannya.
Sebagai mahluk berkeyakinan, kita ada pedoman yang dapat menjadi acuan bahwa semua yang kita dapatkan, semua yang kita perbuat di mintai pertanggung jawabkan pada waktunya.
Benarkah kita tanpa ilahi tidak bisa apa-apa? →
(jawabab saya) Benar alasannya tak sesuatu dayapun kan mampu melepaskan diri dari kontrol Energi ke Maha Ilahiannya, artinya daya tidak memiliki kemampuan menjadi Ilahi. Sekalipun mampu memindahkan gunung, namun semua masih atas izin dan kendaliNya.
Lalu buat apa manusia ada ?
Untuk menguasai, merawat dan memanfaatkan semua ciptaanNya, hanya bagaimana pertanggungjawabannya, tiap-tiap pribadi akan diminta- Sang Ilahi pertanggung-jawabannya tiba pada waktunya.
Sang Ilahi memberikan/mengabulkan apa yang kita minta dalam arti bukan secara langsung, tetapi melalui proses kehidupan manusia itu sendiri, jika manusia meminta diberikan kekuatan maka kekuatan itu diberikan sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri, ntah bagaimana manusia akan memanfaatkannya Sang Ilahi tidak akan mengekang manusia. Semua tetap manusia itu sendiri yang menentukan sikapnya, tetap setia atau malah menjadi Tuhan bagi diri sendiri, Sang Ilahi tidak akan mengendalikannya.
Kesimpulannya, manusia memiliki integritas penuh terhadap penentuan sikap terhadap Sang Ilahi, tentu masing-masing sesuai dengan kapasitasnya sendiri-sendiri. Saya ibaratkan, disaat saya rajin beribadah dan berbuat baik, saya mampu mengangkat besi seberat 70 Kg, lalu kemudian hari saya sudah tak ada niat beribadah dan perbuatan sayapun sudah hanya merugikan, menyakiti orang lain, tetapi saya tetap memiliki kekuatan untuk mengangkat besi 70 Kg, saya hanya tidak mampu mengangkat beban 70 Kg lagi, jika saya sudah sakit-sakitan dan tua karena bertambahnya usia. Sang Illahi tidak akan mengambil apa yang sudah kita miliki( dalam kontek pengetahuan, tenaga, kekuatan or energi), serta anugerah, Ia akan menambah sesuai permintaan kita tentu sesuai prosesnya, misalnya jika rajin membaca tentu bertambah luas pengetahuannya.
Sebagai mahluk berkeyakinan, kita ada pedoman yang dapat menjadi acuan bahwa semua yang kita dapatkan, semua yang kita perbuat di mintai pertanggung jawabkan pada waktunya.
Benarkah kita tanpa ilahi tidak bisa apa-apa? →
(jawabab saya) Benar alasannya tak sesuatu dayapun kan mampu melepaskan diri dari kontrol Energi ke Maha Ilahiannya, artinya daya tidak memiliki kemampuan menjadi Ilahi. Sekalipun mampu memindahkan gunung, namun semua masih atas izin dan kendaliNya.
Lalu buat apa manusia ada ?
Untuk menguasai, merawat dan memanfaatkan semua ciptaanNya, hanya bagaimana pertanggungjawabannya, tiap-tiap pribadi akan diminta- Sang Ilahi pertanggung-jawabannya tiba pada waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar