Menyadari kita tidak memiliki apa-apa tentang dunia dan diri kita, kita tidak memiliki kuasa apapun, kita tidak pernah memiliki daya, bahkan untuk sekedar memejam mata.
Menyadari semua yang bergerak, segala yang diam, yang terbang dan yang mati tenggelam, yang berbahagia dan murung terluka, semua kenangan masa lalu, saat ini dan kejadian yang yang akan datang adalah hanya kehendak dan ketetapanNYA, adalah Wujud keadilan, kuasa dan kesempurnaan dari kasih sayangNya semata.
Sadar adalah sebuah kemenangan, kemerdekaan, ikhlas, bebas terlepas, disaat ibadah tak membuat rasa bangga, congkak, lebih suci, lebih dekat dengan Tuhan, penderitaan tidak membuat berputus asa, ketidak-adilan terasa tidak memberatkan, kehilangan yang tak menumbuhkan kecemasan, caci maki, cercaan, fitnah terdengar bagaikan tangga tangga nada, tangis dan tawa terasa sama, tak ada beda(hampa).
Sadar bahwasanya sesungguhnya kita tidak berarti (fana) tanpa penyertaanNya.
Sadar bahwasanya sesungguhnya kita tidak dapat berpisah dariNya walau sedetikpun.
Sadar bahwa kekuasaanNya kekal dan abadi, tidak seorangpun yang mampu memodifikasi, memusnahkan.
Sadar bahwasanya Ia Agung dari segala mahluk yang pernah ada.
Sadar Ia adalah Sang Maha Esa (Alpa & Omega ).
Thomas Aquinas mengajarkan, Allah dalam pandangannya yang mencerminkan pengaruh filsafat Aristoteles dari zaman Yunani klasik: sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens).
*Allah adalah "zat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi.
*Allah adalah penggerak yang tidak bergerak.
Lahir c. 1225, Aquino, Kerajaan Sisilia,
Wafat 7 Maret 1274, Fossanuova Abbey, Kerajaan Sisilia
Menyadari semua yang bergerak, segala yang diam, yang terbang dan yang mati tenggelam, yang berbahagia dan murung terluka, semua kenangan masa lalu, saat ini dan kejadian yang yang akan datang adalah hanya kehendak dan ketetapanNYA, adalah Wujud keadilan, kuasa dan kesempurnaan dari kasih sayangNya semata.
Sadar adalah sebuah kemenangan, kemerdekaan, ikhlas, bebas terlepas, disaat ibadah tak membuat rasa bangga, congkak, lebih suci, lebih dekat dengan Tuhan, penderitaan tidak membuat berputus asa, ketidak-adilan terasa tidak memberatkan, kehilangan yang tak menumbuhkan kecemasan, caci maki, cercaan, fitnah terdengar bagaikan tangga tangga nada, tangis dan tawa terasa sama, tak ada beda(hampa).
Sadar bahwasanya sesungguhnya kita tidak berarti (fana) tanpa penyertaanNya.
Sadar bahwasanya sesungguhnya kita tidak dapat berpisah dariNya walau sedetikpun.
Sadar bahwa kekuasaanNya kekal dan abadi, tidak seorangpun yang mampu memodifikasi, memusnahkan.
Sadar bahwasanya Ia Agung dari segala mahluk yang pernah ada.
Sadar Ia adalah Sang Maha Esa (Alpa & Omega ).
Thomas Aquinas mengajarkan, Allah dalam pandangannya yang mencerminkan pengaruh filsafat Aristoteles dari zaman Yunani klasik: sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens).
*Allah adalah "zat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi.
*Allah adalah penggerak yang tidak bergerak.
Lahir c. 1225, Aquino, Kerajaan Sisilia,
Wafat 7 Maret 1274, Fossanuova Abbey, Kerajaan Sisilia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar